• Sajadah

    Jarak rumah almarhum kakek dari shelter Trans Jogja tempatku mengakhiri perjalanan pulangg cukup jauh. Kuputuskan untuk mendirikan sholat Maghrib di masjid Al Hidayah Gedongan Banguntapan. Bukan kali pertama. Bukan pemandangan pertama pula. Melihat shaf jama’ah yang tidak rapi. Terutama shof ibu-ibu.
    Memang benar kalau manusia itu sering disebut korban! Entah korban mode atau korban iklan. Aku rasa ibu-ibu disini dan juga kebanyakan ibu-ibu di tempat lain merupakan contoh manusia yang menjadi korban mode atau korban iklan. Pernah aku saksikan disebuah stasiun televise swasta mengenai bisnis Sajadah. Sajadah dibuat cantik-cantik dengan berbagai hiasan, warna dan variasi bahan. Tak masalah sih dengan semua pernak-pernik diatas sajadah itu. Masalahnya adalah ukurannya! Ukurannya itu lebar sekali untuk sebuah sajadah single. Tapi ya karena cantik dan fitrah manusia suka sama yang cantik-cantik *”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini…” (Ali Imraan 14)*maka sajadah yang kelebaran itu tetaplah laku dipasaran.
    Sempatkah berpikir bahwa kerenggangan shaf dalam sholat itu bisa jadi karena para jama’ahnya menjadi korban mode sajadah kelebaran itu?
    Bayangkan saja, sajadahnya lebar sekali, padahal ibu-ibunya mungil. Lalu antar sajadah masih ada jaraknya lagi. Masya Allah… sayang sekali sholat berjama’ah yang begitu mulia derajatnya harus diwarnai aksi kerenggangan shaf. Padahal Rasulullah saw sangat memperhatikan kerapatan dan kelurusan barisan shaf sholat. Dalam sebuah hadist yang bersanad shahih Muttafaq’alaih Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menghadap ke arah barisan makmum sebelum bertakbir dan bersabda: “Rapatkan barisanmu dan ratakan”.
    Ahmad dan Thabrani meriwayatkan pula dengan sanad yang tidak ada cacat, Abu Umamah berkata, Nabi Shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda, “Ratakanlah shofmu, rapatkan bahu-bahumu, lunakkan tangan jika berdampingan dengan saudara-saudaramu, dan tutuplah celah-celah shaf itu, karena sesungguhnya setan itu memasuki celah-celah itu tak ubahnya anak kambing kecil”.
    Nah, ternyata kerenggangan shaf sholat itu berbahaya. Apalagi kalau alasannya gak mutu banget: karena sajadah kelebaran. Mungkin perlu bikin usaha yang memproduksi sajadah dengan ukuran sesuai ukuran tubuh sehingga bisa mendukung kerapatan barisan sholat. Selain itu, bagi teman-teman yang memahami fiqh sholat berjama’ah, bisa tuh jadi agen penyebar kebaikan dengan senantiasa mengingatkan barisan disamping kanan kiri depan belakang kita agar rapat dan lurus. Janjinya, ketika kita melakukan kebaikan, maka hanya kebaikan pulalah balasannya. J




0 komentar:

Posting Komentar