• Oleh-oleh Dari Baiturrahman #Baiti Jannati


     Ketika hadir tawaran dari seorang ukhti (saudara perempuan) untuk mengikuti kuliah pra nikah, tanpa berpikir panjang, langsung aku mengiyakannya. Akhirnya, bersama beberapa Ukhti, mantab mendaftar via SMS ke panitia penyelenggara. Al Misbah, nama penyelenggaranya. Hmm..awalnya tidak tahu apa itu Al Misbah, aku pikir hanya nama sebuah kelompok taklim. Baru siang tadi, ketika bertandang takziyah ke rumah nenek Ukhti yang menawari acara tersebut, aku mendapati cerita bahwa AL Misbah adalah sebuah “kelompok” tak ubahnya “kelompok” Tarbiyah, “kelompok” Salafiyah, “kelompok” Muhammadiyah. Well, apapun “kelompok”nya selama mengajarkan kebenaran dan ilmu pengetahuan berdasar Qur’an dan Hadits maka tak ada alasan untuk menolaknya. Maka, mantablah hati ini untuk segera menghadiri sesi kuliah pra nikah.

    Terlambat sampai di lokasi kuliah pra nikah. Setelah melakukan prosesi herregistrasi dan membayar biaya kuliah yang sangat terjangkau, duduklah aku bersama Ukhti yang lain. Sebut saja Ukhti Sutri, Ukhti Unik, Ukhti Titis, Ukhti Prita berada dalam satu deret gerombolan. Ketika awal-awal kuliah dimulai, Ummi Santi, nama pemateri sore tadi, langsung ber-khusnudzon (berbaik sangka) bahwa semua akhwat (putri) yang hadir di kuliah tersebut SUDAH SIAP MENIKAH. Ha?! Shock! Bahkan sempat bercanda untuk keluar saja dari ruang kuliah. Tapi, nyatanya kami tetap bertahan sampai selesai :D

    Kuliah perdana, belum banyak materi inti yang disampaikan oleh Ummi Santi. Masih seputar pengantar. Terkait definisi pernikahan, visi-misi dan sedikit tentang criteria calon ideal yang sesuai syariat. 

    Ummi Santi bertanya pada beberapa peserta mengenai definisi pernikahan. Jawabannya jelas beragam. Ada yang mengatakan pernikahan adalah menyatukan dua insan, pernikahan adalah proses membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah, dll lagi *lupa. Lalu, Ummi Santi memberikan penekanan, bahwa menikah adalah menghalalkannya hubungan laki-laki dan perempuan. Simple ya? Tapi apa iya sesimple itu? 

    Tentu saja tidak. Menikah tidak hanya sekedar menghalalkan jabat tangan, saling pandang bahkan yang lebih dari itu *tidak perlu disebutkan. Menikah membutuhkan visi misi yang kuat, jelas dan disepakati kedua belah pihak. Visi misi inilah yang akan menjadi pondasi kokoh bahtera rumah tangga. Apa sih visi misi tersebut?

    Visi yang paling UTAMA dan PERTAMA haruslah membentuk BAITI JANNATI. Rumahku, Surgaku. 

    Nah, misi apa yang harus dikerjakan agar visi BAITI JANNATI tercapai? 

    Pertama, kita pribadi, harus mencintai dan mensyukuri kedudukan diri kita sebagai seorang perempuan MUSLIMAH. Mengapa MUSLIMAH perlu ditekankan? Karena, hanya Islam yang memberikan kedudukan terhormat kepada perempuan. Sehingga kita harus banyak bersyukur dengan memahami peran dan kedudukan sebagai perempuan Islam. Kita harus memahami bahwa jihadnya seorang perempuan adalah dalam keluarganya. Hal ini akan menuntut kita untuk terus belajar, apa saja jihad dalam keluarga itu. 

    Kedua, MUSLIMAH sebagai seorang IBU merupakan motor penggerak utama dalam membentuk BAITI JANNATI. Seorang IBU wajib mengatur rumah tangganya, mengatur keuangan, mendidik anak-anak, memecahkan masalah bahkan harus mandiri dengan segala tugas dan tanggungjawab dalam keluarga. Semua itu insya Allah mudah dikerjakan apabila seorang IBU memiliki ILMU. Sehingga kedudukan MENCARI ILMU tentang BAITI JANNATI adalah KEWAJIBAN seorang MUSLIMAH sebagai calon IBU. Ada banyak sumber ilmu, buku, internet, majelis taklim. Ringankanlah hati dan kaki dalam menapaki jalan menuju majelis taklim. Perbanyak interaksi dengan ummahat sholihah agar dapat menyerap ilmu dari mereka. Karena,  Ilmu akan membuka wawasan dan mempermudah mewujudkan visi BAITI JANNATI.  
    Ketiga, pahami bahwa keluarga adalah ladang DAKWAH kita. Yang membutuhkan persiapan matang sebelum “bertempur” di dalamnya. Siapkan diri untuk berilmu rumah tangga. 


    “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum 21)


    Lalu, jika kita sudah memahami visi menikah dan mengerti misi apa yang harus dikerjakan untuk mewujudkan visi, maka yang selanjutnya adalah kita meminta kepada Allah. Ya, meminta kepada Allah Sang Pemilik Makhluk . Meminta dipilihkan pasangan ideal yang sesuai syariat. Silakan memejamkan mata. Dalam hitungan sepuluh angka, silakan menggambarkan sosok seperti apa yang diinginkan untuk menjadi pasangan ideal kita. Silakan! Tidak dilarang. Kalau perlu dicatat, disampaikan kepada Allah lewat doa-doa khusyuk dengan bahasa terbaik. Ya, sampaikan. Allah Maha Mendengar, bukan?! Jadi, jangan ragu untuk meminta sosok seperti yang kita inginkan. 

    Sembari menunggu Allah menghadirkan sosok yang kita idamkan, atau, jika Allah sudah hadirkan namun tidak sesuai dengan yang kita idamkan, ada dua hal pokok yang harus dilakukan.

    Pertama, manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memperbaiki diri. Perbanyak ILMU dan KESHOLIHAN pribadi.
     
    “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)[1034]”. (An nuur 26)
    [1034] Ayat ini menunjukkan kesucian 'Aisyah r.a. dan Shafwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah orang yang paling baik Maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau.

    Kedua, banyak berdoa kepada Allah. Introspeksi diri. Dan terus ber-khusnudzon kepada Allah. Jika Allah memberikan pasangan tidak sesuai dengan yang kita idamkan, bukan berarti Allah tidak sayang. Bisa jadi, Allah sedang mempersiapkan scenario terbaik-NYA untuk kita.


    Kiranya, demikianlah sedikit oleh-oleh dari Masjid Baiturrahman, lokasi kuliah Pra Nikah selama dua pekan ke depan. Semoga Allah me-ridhoi-i setiap usaha kita untuk memperbaiki diri, agar pantas jika kelak Allah beri pendamping yang terbaik dari sisi-NYA. Aamiin :)

     


3 komentar:

  1. Emjannah mengatakan...

    Tidak tau mau komentar apa?? aq belum cukup umur mba'.. hha...

  2. Leena Liyn mengatakan...

    owh ini toh yang dihebohkan lewat message di fb.. akhirnya ikut juga tuh kuliah.. #no comment aja deh

  3. dhitahc mengatakan...

    yang lebih dari jabat tangan ama saling pandang di sebutkan dong Yul, ane kok kurang paham :p

Posting Komentar