• Love Again :)

    Pertama kali, ingin aku bagikan sebuah doa, doa yang pasti sangat sering disenandungkan oleh hati-hati yang mengaku terpaut karena Allah. Bagi yang tidak mengaku, silakan berpikir lebih dalam. Jika bukan saudara kandung, bukan teman dari kecil, bukan tetangga, bukan sekelas, bukan sejurusan, namun bisa setulusnya mencinta, apalagi namanya jika bukan karena Allah :)



    Ya Allah,
    Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
    telah berjumpa dalam taat padaMu,
    telah bersatu dalam dakwah padaMu,
    telah berpadu dalam membela syari’atMu.
    Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
    Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
    Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
    Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
    keindahan bertawakkal kepadaMu.
    Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
    Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
    Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.

    Kedua, aku ingin membagi apa yang sedang aku pikirkan. Tentang ukhuwwah. Ikatan. Cinta karena Allah. 
    Bahwa mencintai saudari kita di jalan Allah tentu bukan hal yang mudah.
    Emang apa susahnya?
    Karena ia adalah sebuah akibat. Akibat dari persetujuan Allah. Jika Allah tidak menghendaki, maka sebuah ikatan hati tidak akan pernah terwujud. Ingat ayat ini?

    “Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Anfal : 63)

    Maka dari itu, aku bilang ikatan hati bukan perkara mudah, karena ia hanyalah akibat dari kehendak Rabbani. Jika kita ingin mendapatkan kehendak dan nikmat-NYA, barang tentu terlebih dahulu kita harus mengusahakannya. 
    Apa sih yang harus diusahakan dalam sebuah proses ikatan hati? 
    Banyak. 
    Kenal saja tidak cukup.
    Pernah, pada suatu kesempatan, kali itu aku tidak bisa hadir, namun mendapatkan cerita dari saudari yang hadir disana, Ustadz pengisi acara menunjuk salah satu saudari, menanyakan tentang siapa teman terdekatmu di ruangan ini. Lalu saudari ini menjawab, "Si Fulanah". Lalu Ustadz kembali bertanya, siapa nama orangtua fulanah? Gubrak....si saudari ini tidak bisa menjawab! Padahal mengaku teman dekat. Nah lo!! Yang demikian apa sudah disebut ikatan hati? Ukhuwwah? Ayo koreksi diri lagi..

    Dalam Ukhuwwah, ada empat tahapan yang harus dipenuhi sehingga utuhlah maknanya. 
    Yang namanya tahapan, tentu tidak bisa saling loncat, satu tahap menjadi prasyarat bagi tahap yang lain. 
    Kayak misalnya aja kita sekolah, mau masuk SMA pasti harus lulus UN SMP dulu kan?! 

    Nah, tahapan yang pertama adalah Ta'aruf alias perkenalan alias saling kenal mengenal.
    Saling! Jadi, tidak bisa hanya satu pihak. Kalau mengaku saudara di jalan Allah, jangan mengandalkan dikenali oleh saudaranya yang lain namun tidak mau mengenal saudaranya itu. 
    Dan, ternyata, mengenal itu tidak hanya tau namanya siapa, lahirnya kapan, rumahnya dimana, kuliah di jurusan apa, amanah yang diampunya apa saja, namun, mengenal harus mencakup 3 aspek : jasad (fisik), fikr (pemikiran) dan nafs (kejiwaan).


    Wah...susah juga ya! Untuk diri kita sendiri aja belum tentu bisa mengenali ketiga aspek ini secara clear, nah ini malah disuruh mengenal saudara yang lain. ckckckck 
    Walaupun susah namun seiring berjalannya waktu, secara alamiah, aspek fikr dan nafs akan terlihat.
    Kalau di forum halaqah nih, biasanya menggunakan metode games, rihlah, mabit untuk memberikan waktu yang lebih santai dan longgar sehingga masing-masing bisa saling mengenal. Hmm..sedikit buka kartu ya, di kelompokku, kita membuat sebuah program untuk lebih mengenal saudari yang lain. Caranya, dua orang dipersaudarakan. Si Fulanah A dan Si Fulanah B. Mereka lalu diberikan kebebasan untuk bertemu, ngedate, ngobrol, makan bareng, belanja bareng, belajar bareng, dll yang bareng-bareng sambil saling menyelami aspek fikr dan nafs saudaranya. Efektif? Menurutku iya, meskipun sejauh ini kendalanya adalah sulitnya menyatukan jadwal untuk ngedate bareng mengingat super sibuknya saudari-saudari kita itu :D



    Tahapan kedua adalah sebuah akibat dari tahapan pertama, namanya Tafahum alias saling memahani. 
    Sekali lagi, SALING! 
    Artinya, kedua belah pihak *atau ke-banyak- belah pihak* harus mengusahakan hal yang sama. 
    Setelah mengetahui kebiasaan, pemikiran, perilaku dan kejiwaan emosional saudara kita, kita jadi lebih paham mengapa ia begini dan begitu. 
    Mengapa si Fulanah A berbeda dengan si Fulanah B. Kalau ke Fulanah C jangan begini, kalau ke fulanah D pakai metode ini, dll
    Ini adalah sebuah titik dimana kelebihan dan kelemahan saudara kita sudah kita pahami. Sehingga dalam rangka saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dapat ditemukan cara yang tepat serta tidak menyakiti hati. 
    Oiya, ada satu lagi! 
    Marak sekali yang namanya memprediksi kepribadian lewat golongan darah, lewat gaya kepemimpinan, dll. 
    Sehingga saudara-saudara kita dikelompokkan dalam golongan-golongan yang berbeda-beda sesuai karakternya. lalu menjadi satu pemaafan misalnya saudara kita melakukan kesalahan. 
    "Oh ya pantes dia galak, dia kan tipe bla bla bla"
    Nah, menurutku sih kalau diposisi ini, tidak selamanya pemahaman karakter terhadap penggolongan tertentu menjadi alasan kita permisif terhadap kesalahan saudara kita.
    Jika ia memang salah, meskipun itu memang karakternya *dalam contoh percakapan, galak misalnya*, tetap harus ditegur dan dinasehati dengan cara yang baik. Supaya ia sendiri menyadari bahwa karakter yang salah tersebut harus dibuang jauh. 


    Tahap selanjutnya adalah Ta'awun alias saling tolong menolong, dalam kebaikan dan ketaatan tentunya ya :)
    Puncak tertinggi dari ukhuwwah adalah itsar, alias mendahulukan kepentingan saudara kita dibandingkan kepentingan diri kita sendiri. 
    Nah, semua itu diawali dengan kerelaan hati untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaatan. 
    Misalnya nih, saudara kita tertimpa musibah, maka tidak sepantasnya kita hanya mengucapkan bela sungkawa tanpa berempati turun tangan membantunya melewati musibah tersebut. 
    Contoh ta'awun yang nyata adalah kisah persaudaraan kaum muhajirin dan anshar. Meskipun mereka baru pertama bertemu namun kaum anshar rela membantu kaum muhajirin dengan memberikan apa-apa yang mereka sukai meskipun mereka sendiri sebenarnya masih membutuhkan. 
    "Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam mengerjakan dosa…." (QS Al-Maidah : 2)


    Tahap keempat adalah Takaful alias saling menanggung beban. 
    Tentunya, saling menanggung beban dakwah dan perjuangan di jalan Allah. 
    Jika sudah muncul rasa saling memiliki beban yang sama, maka tak sulit untuk saling membantu dan menanggung beban bersama-sama.
    Pameo, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, agaknya sesuai dengan tahapan takaful ini. 

    Berat apalagi ringannya akan ditanggung bersama, dalam suka maupun duka. Berusaha mengusir segala prasangka dan membulatkan rasa ikhlas untuk senantiasa meraih tangan saudara kita ketika ia terjatuh dalam beratnya beban, meskipun kita sendiri merasakan beban yang sama beratnya. 


    Indah ya...
    ketika kini, cinta aku maknai sangat sangat luas.
    aku semakin memahami bahwa ada begitu banyak cinta, ikatan hati, ketulusan, disekitarku, disekitar kita :)
    Ketika membuka album lama, kutemukan cinta, 
    ketika mengirim sebuah pesan singkat kepada saudari yang lama tak kusapa, kutemukan cinta,
    ketika berjabat erat dan bertatap hangat, kutemukan cinta,
    ketika berdampingan bercakap, menikmati kesempatan yang ada, kutemukan cinta.
    Adakah yang belum menemukan?
    Segeralah meminta kepada Allah...
    karena sekali lagi, cinta, ikatan hati, ukhuwwah, hanyalah sebuah akibat dari kehendak Allah.
    Tak perlu segan untuk meminta, karena ikatan hati adalah nikmat-NYA yang akan diberikan kepada siapa yang dikehendaki. 



    "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." ( Ali Imraan 103)


    **ditemani putaran lagu, beaufitul girl-nya Jose Mari Chan.. "you've made me love again after a long long while, in love again. And I'm glad, that it's you" 
    spesial for, my daffodils girls and dandelion'ers :-*
    tanpa malu aku katakan, aku sayang kalian karena Allah :)
    membuka album foto bersama kalian, kutemukan cinta.. 
    semoga persaudaraan kita sampai ke syurga :))

0 komentar:

Posting Komentar